Nama Gunung Sikunir mungkin belum sepopuler Gunung Merapi di
Yogyakarta atau Gunung Bromo di Tengger. Satu dari sekian banyak gunung
yang mengelilingi Dataran Tinggi Dieng ini memiliki ketinggian 2350
meter dpl. Ada dua cara untuk mencapai puncak Sikunir yang berjarak 8 km
dari Dataran Tinggi Dieng. Pilihan pertama adalah trekking dimana kita
harus mulai pada jam 3 dini hari. Kondisi fisik dan berbagai
perlengkapan lain harus benar-benar dipersiapkan bila memilih cara
trekking ini. Pilihan kedua adalah naik motor, baik motor sewaan ataupun
menggunakan jasa ojek hingga ke desa Sembungan dan dilanjutkan dengan
mendaki sejauh 800 meter. Dengan berbagai pertimbangan terutama alasan
keselamatan, YogYES memilih untuk naik ojek dan baru dilanjutkan dengan
mendaki ke puncak Sikunir.
Perjalanan dimulai jam setengah 5 pagi. Pilihan naik
ojek ternyata tepat. Jalanan gelap gulita, tanpa ada satupun lampu jalan
yang menerangi. Baru beberapa ratus meter, mendadak kabut turun
menyelimuti. Jarak pandang yang hanya satu meter dan medan yang
berkelok-kelok serta naik turun lengkap dengan lubang dan tanah becek di
tengah jalan sungguh sangat berbahaya bila seseorang yang tidak hapal
betul dengan medan sekitar mengendarai sepeda motor sendiri. Meskipun
demikian, pada kesempatan lain jalur trekking mungkin layak juga untuk
dicoba. Berjalan kaki sambil menghirup udara segar dan menikmati langit
cerah bertabur ribuan bintang terdengar cukup menarik dan menantang.
Dari Desa Sembungan yang berada di ketinggian 2302
meter dpl, perjalanan dilanjutkan dengan mendaki jalan setapak licin
yang diapit jurang dan hutan. Udara terasa sangat dingin, bahkan lebih
dingin dari winter di Orange County California. Sepanjang pengalaman
YogYES ketika harus melalui musim dingin di akhir tahun 2008 dan awal
2009, suhu udara di Orange County tidak pernah lebih dingin dari 4
derajat Celcius. Kecuali suhu di daerah pegunungan seperti Big Bear yang
selalu diselimuti salju saat winter tentunya. Saat mendaki Sikunir,
winter jacket dan sarung tangan terasa belum cukup untuk melindungi
tubuh dari dinginnya angin yang menggigit. Ditambah lagi dengan jalan
mendaki yang serasa tak kunjung sampai. Nafas mulai tersengal dan
jantung serasa hendak berhenti berdetak.
Ketika sudah hampir putus asa, jalan tiba-tiba
melandai. Wah, akhirnya berhasil juga sampai ke puncak. Pemandangan yang
terhampar di depan sungguh sangat menakjubkan. Lembah yang masih gelap
nun jauh di bawah sana nampak berkelap-kelip dengan lampu-lampu yang
menyala di desa-desa kecil yang tersebar diantaranya. Gunung Sindoro
berdiri kokoh di depan mata. Hamparan awan dan kabut di bawah kami
memberikan kesan bahwa kami benar-benar berada di negeri di atas awan.
Bentangan langit cerah dengan ribuan bintang semakin menambah keindahan
suasana. Bila cuaca cerah, dari puncak Sikunir ini akan terlihat Gunung
Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi dan Ungaran. Seorang teman bercanda
dan mengatakan bahwa dia merasa seperti seorang dewa, berada di
istananya yang tinggi menanti bangunnya sang mentari. Semburat jingga
mulai terlihat di ufuk timur, menampilkan keindahan siluet Sindoro yang
disusul dengan bayangan Gunung Merbabu, Sumbing, Ungaran, dan Merapi
yang nampak mungil dengan kepulan asap tipisnya. Penat kaki akibat
mendaki dan sakitnya dada yang tersengal-sengal langsung sirna...
Copyright © 2010 YogYES.COM