Sunday, November 22, 2009

WISATA ARUNG JERAM WONOSOBO


Objek wisata minat khusus berupa arena arung jeram belakangan ini makin banyak penggemarnya. Olahraga pembangkit adrenalin tubuh ini makin banyak bermunculan dimana-mana. Salah satunya seperti yang kini terus dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dengan memanfaatkan jeram yang ada di aliran Sungai Serayu. Arung jeram di sungai ini lambat laun makin diminati wisatawan nusantara.

Sungai Serayu terletak di Kabupaten Wonosobo - Banjarnegara, Jawa Tengah kira-kira 2,5 jam perjalanan dari Jogjakarta dengan melewati lereng Gunung Sindoro-Sumbing yang menyajikan kesejukan dan panorama alam pegunungan. Sungai ini berada pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut dan sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan kota Wonosobo dan Banjarnegara tepatnya berdekatan dengan jalan raya Tunggoro-Singomerto.

Mengenai tingkat kesulitan arung jeram di Kabupaten Wonosobo ini bervariasi, mulai dari grade dua sampai grade empat dengan jumlah arung jeram sebanyak 30 jeram. Pada grade yang lebih rendah tingkat kesulitan yang ada masih relatif mudah namun pada grade yang makin tinggi tingkat kesulitan yang harus dilalui pun semakin berat. Namun, bagi peminat arung jeram yang sudah terbiasa berarung jeram dan profesional mengendalikan perahu, makin tinggi tingkat kesulitannya justru makin mengasyikkan dan menarik

Sungai Serayu dengan panjang 25 km dapat total ditempuh selama kira-kira 4,5 - 5 jam pengarungan, tepatnya bisa dari jembatan di Desa Blimbing atau Desa Tunggoro (Kab. Wonosobo) serta Desa Prigi (Kab.Banjarnegara) ke Desa Singomerto, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara. Waktu tempuh ini sudah termasuk istirahat di tengah perjalanan. Arung jeram ini hanya boleh diikuti oleh wisatawan berusia antara 10-60 tahun.

Pada hari Sabtu dan Minggu, apalagi hari libur panjang, banyak rombongan wisatawan nusantara berkunjung ke objek wisata ini. Paling tidak ada delapan sampai 10 rombongan, di mana tiap rombongan beranggotakan lima hingga 12 orang. Untuk menuju ke lokasi objek wisata minat khusus arung jeram ini dengan mobil dari Kota Wonosobo dibutuhkan waktu sekitar 30-40 menit atau berjarak tempuh sepanjang 26 km.

Bagi wisatawan yang ingin berarung jeram, pengelola objek wisata ini telah menyediakan peralatan komplit dengan biaya Rp150 ribu hingga Rp200 ribu untuk wisatawan nusantara dan sekitar Rp350 ribu bagi wisatawan mancanegara. Biaya itu sudah termasuk sewa perahu karet, jaket pelampung, asuransi, jasa guide, dan konsumsi. (*/cax)

sumber : kapanlagi.com

Saturday, November 21, 2009

TELAGA MENJER


Potensi pariwisata di Kabupaten Wonosobo sangat prospektif untuk terus dikembangkan, khususnya wisata alam yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik wisatawan Nusantara maupun Mancanegara.

Potensi pariwisata yang sudah dikenal hingga ke mancanegara adalah wisata komplek candi Dieng, telaga Warna, Perkebunan Tambi serta Arung jeram. Begitu banyaknya potensi alam di Wonosobo, pantas saja Wonosobo disebut sebagai kota seribu telaga.

Disana ada telaga warna, telaga Menjer, telaga Bedakah, Kalianget, dan lain sebagainya.

Ketika memasuki Dataran Tinggi Dieng, wisatawan akan menjumpai sebuah jalan bercabang. Kurang lebih 400 meter dari jalan cabang pertama dapat disaksikan pesona alami Telaga Warna yang tidak henti-hentinya membiaskan aneka warna cemerlang bagaikan pelangi dipermukaan air. Warna-warna yang terlihat di telaga ini sesungguhnya hanya akibat refleksi balik dari aneka unsur material danbelerang yang tertimpa sinar matahari di dalam perut telaga.

Telaga Menjer, merupakan telaga alam terluas di Kabupaten Wonosobo. Berada di ketinggian 1300 meter diatas permukaan laut dengan luas 70 Ha dan kedalaman 45 meter. Telaga Menjer terletak didesa Maron Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo 12 km sebelah utara kota Wonosobo.

Untuk mencapai lokasi telaga tidak terlalu sulit karena berada di tengah-tengah jalur jalan wisata Wonoso-Dieng dengan kondisi jalan sudah beraspal. Telaga Menjer merupakan obyek wisata tirta berupa telaga terbesar di Kabupaten Wonosobo. Luas telaga kira-kira 70 hektar dengan kedalam air 55 meter.

Disini telah disiapkan berbagai macam fasilitas menarik lain berupa perahu pesiar yang siap disewa wisatawan untuk mengelilingi dan bercengkerama dengan air telaga sambil menyaksikan keindahan panorama alam di sekelilingnya. Di tempat ini juga terdapat taman yang cukup menarik, bumi perkemahan dan tempat parkir yang sangat luas.

Kegiatan lain yang bisa dilakukan wisatawan adalah memancing karena di dalam air telaga terdapat berbagai jenis ikan dalam jumlah cukup banyak. Air Telaga Menjer di samping digunakan untuk kegiatan wisata juga dimanfaatkan untuk menggerakkan dua buah turbin dari Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 26 megawatt.

Keindahan alam di kawasan Telaga Menjer cukup menjanjikan untuk dapat dinikmati. Lingkungannya masih tampak asri, dengan topografi berbukit-bukit dan ditumbuhi hutan pinus, merupakan tempat yang sungguh-sungguh menawan untuk melepaskan lelah dan kepenatan.

Telaga Bedakah, telaga ini terletak didesa Bedakah sebelah timur laut kota Wonosobo, dilereng Sindoro. Selain telaga juga terdapat Gua Angin yang selalu mengeluarkan angin dan Gua Lawa yang merupakan tempat berlindungnya kelelawar.

Air terjun Sikarim, memiliki ketinggian 80 meter dengan latar belakang bukit yang menjulang dan banyak ditumbuhi perdu dan tanaman langka. Terletak di desa Mlandi Kecamatan Garung 20 km sebelah utara kota Wonosobo.

Kebun Karang Gantung, terletak di kelurahan Selomerto Kecamatan Selomerto, kurang lebih 6 km sebelah selatan kota Wonosobo. Kebun Karang Gantung adalah kebun bambu yang cukup luas dengayr latar belakang Batu Tua yang sangat umk dan dikenal dengan nama Watu Tedeng.

Kalianget, sebuah pemandian alam air panas yang terletak 3 kilometer sebelah utara Kota Wonosobo pada jalur jalan wisata Wonosobo - Dataran Tinggi Dieng. Air ini mengandung asam sulfat (belerang) cukup tinggi. Sehingga memiliki khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit seperti kudis, kurap, kadas, panu dan sebagainya. Keberadaan pemandian air panas ini sebenarnya sudah sangat lama. Dahulu sebelum tempat ini dijadikan pemandian umum, biasanya digunakan oleh penduduk di sekitarnya untuk mengobati berbagai penyakit yang dideritanya. Masyarakat di sana percaya bahwa air panas yang sumbernya berasal dari pegunungan mempunyai banyak manfaat, selain untuk menyembuhkan penyakit juga dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh keberuntungan. n gir/dsb


sumber :surabaya post.co.id

Monday, November 16, 2009

Tambi Agro Wisata


Terletak 16 km arah utara kota Wonosobo atau kurang lebih 20 menit perjalanan dengan mobil, Agro Wisata Perkebunan Teh Tambi merupakan pilih an wisata yang menarik bagi pencinta alam pegunungan. Tempat wisata ini dilengkapi dengan kamar-kamar penginapan yang bagus dan komplit. Akan ada pemandu yang membawa berkeliling perkebunan teh, melihat karyawan pemetik teh sedang bekerja dan ke dalam pabrik teh melihat prosesing teh sejak dari daun sampai siap saji. Tempat-tempat wisata menarik lain nya yang berdekatan dengan PT Tambi antara lain Dataran Tinggi Dieng,
Telaga Menjer, dan tempat perkemahan Jlumprit.

Dulunya (1885) perkebunan ini merupakan milik Belanda dengan nama Bagelen Thee & Kina Maatschappij yang dikelola oleh NV John Peet berkantor di Jakarta. Setelah Indonesia merdeka, diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang selanjutnya setelah Konferensi Meja Bundar kembali diserahkan kepada pemilik semula. Tahun 1954 perkebunan dijual kepada NV Eks PPN (Pegawai Perkebunan Negara) Sindoro Sumbing. Tahun 1954 NV Eks PPN Sindoro Sumbing bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Wonosobo mendirikan sebuah perusahaan baru bernama NV Tambi dan yang sekarang telah berganti nama menjadi PT Tambi.

Luas areal PT Tambi meliputi 829,14 ha terdiri atas 3 unit perkebunan yaitu Unit Tambi, Unit Bedakah dan Unit Tanjungsari. Produk utama berupa teh hitam dengan tingkat produksi per tahun sebanyak 1.800 - 2.000 ton. Lokasi perkebunan terletak di lereng sebelah barat Gunung Sindoro dan Sumbing di bagian tengah Jawa Tengah. Ketinggian 800 - 2.000 meter di atas permukaan laut dengan tingkat curah hujan 2.500 - 3.500 mm per tahun.

sumber : http://suharjawanasuria.tripod.com/agro_wisata_tambi.htm