Friday, November 9, 2012

PESONA SIKUNIR


Nama Gunung Sikunir mungkin belum sepopuler Gunung Merapi di Yogyakarta atau Gunung Bromo di Tengger. Satu dari sekian banyak gunung yang mengelilingi Dataran Tinggi Dieng ini memiliki ketinggian 2350 meter dpl. Ada dua cara untuk mencapai puncak Sikunir yang berjarak 8 km dari Dataran Tinggi Dieng. Pilihan pertama adalah trekking dimana kita harus mulai pada jam 3 dini hari. Kondisi fisik dan berbagai perlengkapan lain harus benar-benar dipersiapkan bila memilih cara trekking ini. Pilihan kedua adalah naik motor, baik motor sewaan ataupun menggunakan jasa ojek hingga ke desa Sembungan dan dilanjutkan dengan mendaki sejauh 800 meter. Dengan berbagai pertimbangan terutama alasan keselamatan, YogYES memilih untuk naik ojek dan baru dilanjutkan dengan mendaki ke puncak Sikunir.
Perjalanan dimulai jam setengah 5 pagi. Pilihan naik ojek ternyata tepat. Jalanan gelap gulita, tanpa ada satupun lampu jalan yang menerangi. Baru beberapa ratus meter, mendadak kabut turun menyelimuti. Jarak pandang yang hanya satu meter dan medan yang berkelok-kelok serta naik turun lengkap dengan lubang dan tanah becek di tengah jalan sungguh sangat berbahaya bila seseorang yang tidak hapal betul dengan medan sekitar mengendarai sepeda motor sendiri. Meskipun demikian, pada kesempatan lain jalur trekking mungkin layak juga untuk dicoba. Berjalan kaki sambil menghirup udara segar dan menikmati langit cerah bertabur ribuan bintang terdengar cukup menarik dan menantang.
Dari Desa Sembungan yang berada di ketinggian 2302 meter dpl, perjalanan dilanjutkan dengan mendaki jalan setapak licin yang diapit jurang dan hutan. Udara terasa sangat dingin, bahkan lebih dingin dari winter di Orange County California. Sepanjang pengalaman YogYES ketika harus melalui musim dingin di akhir tahun 2008 dan awal 2009, suhu udara di Orange County tidak pernah lebih dingin dari 4 derajat Celcius. Kecuali suhu di daerah pegunungan seperti Big Bear yang selalu diselimuti salju saat winter tentunya. Saat mendaki Sikunir, winter jacket dan sarung tangan terasa belum cukup untuk melindungi tubuh dari dinginnya angin yang menggigit. Ditambah lagi dengan jalan mendaki yang serasa tak kunjung sampai. Nafas mulai tersengal dan jantung serasa hendak berhenti berdetak.
Ketika sudah hampir putus asa, jalan tiba-tiba melandai. Wah, akhirnya berhasil juga sampai ke puncak. Pemandangan yang terhampar di depan sungguh sangat menakjubkan. Lembah yang masih gelap nun jauh di bawah sana nampak berkelap-kelip dengan lampu-lampu yang menyala di desa-desa kecil yang tersebar diantaranya. Gunung Sindoro berdiri kokoh di depan mata. Hamparan awan dan kabut di bawah kami memberikan kesan bahwa kami benar-benar berada di negeri di atas awan. Bentangan langit cerah dengan ribuan bintang semakin menambah keindahan suasana. Bila cuaca cerah, dari puncak Sikunir ini akan terlihat Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi dan Ungaran. Seorang teman bercanda dan mengatakan bahwa dia merasa seperti seorang dewa, berada di istananya yang tinggi menanti bangunnya sang mentari. Semburat jingga mulai terlihat di ufuk timur, menampilkan keindahan siluet Sindoro yang disusul dengan bayangan Gunung Merbabu, Sumbing, Ungaran, dan Merapi yang nampak mungil dengan kepulan asap tipisnya. Penat kaki akibat mendaki dan sakitnya dada yang tersengal-sengal langsung sirna...
Copyright © 2010 YogYES.COM