Thursday, March 15, 2018

SEJARAH BERITA NEGARA

Berita Negara (Bahasa Inggris: official gazette) adalah koran atau media resmi yang diterbitkan Pemerintah Indonesia untuk mengumumkan peraturan perundang-undangan dan pengumuman resmi lainnya.

Berita yang lebih rinci dapat diterbitkan Tambahan Berita Negara (supplement to gazette). Penerbitan Berita Negara dan Tambahan Berita Negara merupakan penerbitan berita resmi pemerintah Republik Indonesia yang otentik dan isinya dapat dijadikan referensi bagi negara dan masyarakat dalam menjalankan kehidupan bernegara. Penerbitan Berita Negara merupakan mekanisme penyebaran informasi perundang undangan dan/atau sistem dalam memberikan informasi publik kepada masyarakat secara luas.
● Bataviasche Koloniale Courant (1810)
● Java Gov Gazette (1813)
● Javasche Courant (1815)
● Kanpo (1943)
● Berita Republik Indonesia (1946)
● Javase Courant (1948)
● Berita Negara RIS (1950)
● Berita Negara (sejak 1950 hingga sekarang)
Seperti halnya negara-negara lain maka penerbitan Berita Negara pelaksanaannya dilakukan oleh percetakan pemerintah atau di Indonesia oleh Perum Percetakan Negara RI di Jl.Percetakan Negara No.21 Jakarta Pusat 10560.

Organisasi dunia yang anggotanya adalah penanggung jawab "Official Gazette" adalah IGPPA (International Government Printing and Publishing Association). Negara-negara Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa membentuk Forum European of Gazette yang bertujuan untuk menciptakan transparansi dan keandalan penerbitan Gazette negara-negara EU.
Berita Negara di Indonesia pertama kali diterbitkan tahun 1810 dan sudah dicetak oleh Perum Percetakan Negara (dahulu nama nya Lands Drukkerij). Ketentuan penerbitan Berita Negara di Indonesia pada era setelah kemerdekaan secara resmi baru dimulai ketika Indonesia baru saja lepas dari agresi penjajahan yang termuat dalam:
Berita Negara RIS No. 1, Selasa 31 Djanuari, Tahun 1950

PENGUMUMAN

Berhubung dengan penerbitan Berita-Negara Republik Indonesia Serikat, maka dalam semua berita-berita resmi sebagai misalnja pengumuman peraturan-peraturan djawatan-djawatan, akta-akta notaris, iklan-iklan resmi, akta-akta perseroan d.l.s., jang biasa dimuat dalam ” Javase Courant” dan sekarang hendak disiarkan dalam Berita Negara R.I.S., harus dipergunakan Bahasa Indonesia (pasal 4 dari Konstitusi). Bahwa masih ada dimuat berita-berita dalam bahasa lain dari pada Bahasa Indonesia, hal ini dianggap sebagai suatu tindakan peralihan karena berita-berita itu tidak dapat dimuat lagi dalam ” Javase Courant”. Djawatan-djawatan atau perusahaan-perusahaan jang hendak memuatkan berita-berita dalam Berita Negara R.I.S., harus berhubungan langsung dengan djawatan Pertjetakan Negara R.I.S. (dahulu Landsdrukkerij) di Djakarta.
Djakarta, tg. 30 Djanuari 1950 MENTERI KEHAKIMAN Untuk Beliau :
Sekretaris Djenderal

Mr. Besar.
Pada saat ini, Berita Negara diterbitkan dua kali dalam satu minggu yaitu pada setiap hari Selasa dan hari Jum’at. Isi Berita Negara antara lain memuat publikasi-publikasi/pemberitahuan dari beberapa instansi pemerintah antara lain dari Kementerian Hukum dan HAM (pengumuman akta pendirian dan perubahan perseroan terbatas, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), Berita Nsegara Mahkamah Konstitusi (Putusan Mahkamah Konstitusi), Komisi Pemberantasan Korupsi / KPK (Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara / LHKPN), Bank Indonesia (Laporan Neraca Mingguan dan Surat Edaran), Kementerian Koperasi dan UKM, Partai Politik, dan Iklan-Iklan Resmi lainya.
Sejauh ini, Berita Negara belum dapat berfungsi sebagai sarana Publikasi Resmi Pemerintah seperti halnya Gazette di negara-negara lain karena isi dan distribusinya masih sangat terbatas. Penerbitan Berita Negara yang ada tidak pernah mempunyai anggaran khusus dari pemerintah tetapi hanya diperoleh dari pemasang berita dan penyebarluasannya terbatas kepada pemesan berita saja.
Sejak diterbitkannya Berita Negara pada tahun 1810, pada dasarnya bentuk formatnya tetap sama yaitu sebagai sarana penyebarluasan peraturan perundang-undangan dari pemerintah agar masyarakat mengtahuinya. Hal ini dapat terlihat melalui index/isi yang dimuat dalam setiap nomor terbitan, yaitu memuat: - Lembaran-Lembaran Negara
● Halaman Pembetulan Lembaran Negara
● Tambahan Lembaran-Lembaran Negara
● Halaman Pembetulan Tambahan Lembaran Negara
● Putusan-Putusan Presiden RI
● Berbagai-bagai Pemberitahuan Departemen-Departemen:
● Iklan-Iklan Resmi
● Tambahan-Tambahan (Berita Negara)

sumber : http://www.bntbn.online

Wednesday, March 7, 2018

7 ORANG MISTERIUS DI INDONESIA


Sejarah mencatat, paling tidak ada 7 orang misterius di Indonesia yang sebenarnya layak di ketahui keberadaan serta perannya apabila orang-orang tersebut benar-benar ada. Tetapi sayangnya, mereka tetaplah misterius dan tentang keberadaannya sulit diketahui dengan pasti, bahkan beberapa di antaranya, makamnya sulit d temukan.


1. Supriyadi (PETA)

Siapa yang tidak kenal dengan sosok pahlawan satu ini. Supriyadi adalah pahlawan nasional, pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air ( PETA ) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945.

Ia ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, namun tidak pernah muncul untuk menempati jabatan tersebut.



Pada waktu itu, Supriyadi memimpin sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yang beranggotakan orang-orang Indonesia. Karena kesewenangan dan diskriminasi tentara Jepang terhadap tentara PETA dan rakyat Indonesia, Supriyadi gundah.

Ia lantas memberontak bersama sejumlah rekannya sesama tentara PETA. Namun pemberontakannya tidak sukses. Pasukan pimpinan Supriyadi dikalahkan oleh pasukan bentukan Jepang lainnya, yang disebut Heiho.

Kabar yang berkembang kemudian, Supriyadi tewas. Tetapi, hingga kini tidak ditemukan mayat dan kuburannya. Oleh karena itu, meski telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah, keberadaan Supriyadi tetap misterius hingga kini. Sejarah yang ditulis pada buku-buku pelajaran sekolah pun menyebut Supriyadi hilang.

Namun yang membuat sosok Supriyadi semakin misterius adalah banyaknya kemunculan orang-orang yang mengaku sebagai Supriyadi. Salah satu yang cukup kontroversial adalah sebuah acara pembahasan buku 'Mencari Supriyadi, Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno', yang diadakan di Toko Buku Gramedia di Jalan Pandanaran Semarang.

Andaryoko

Dalam acara itu, seorang pria sepuh bernama Andaryoko Wisnu Prabu membuka jati diri dia sesungguhnya. Dia mengaku sebagai Supriyadi, dan kini berusia 88 tahun.

Namun sampai sekarang pengakuan tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya, meski secara perawakan dan sejumlah saksi membenarkan klaim tersebut.


2. Tan Malaka

Salah satu sosok pahlawan nasional kita yang terlupakan. Mungkin salah satu (atau satu-satunya) sosok pahlawan yang memiliki kisah petualangan dari negara ke negara lain dan menjadi sosok yang paling dicari oleh Belanda dan banyak negara lain.


Selain itu, pada masa revolusi kemerdekaan keberadaannya selalu dicari oleh para pejuang pada saat itu ( termasuk oleh Bung Karno ) karena hobinya melakukan penyamaran untuk menghindari mata-mata musuh, sehingga sosoknya selalu misterius dan tidak banyak yang mengenal dengan pasti seperti apa sosok yang bernama asli Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka itu.

Namun sayangnya keberadaan dari tokoh aliran kiri ini hilang secara misterius dalam pergolakan revolusi kemerdekaan itu. Konon kabarnya Tan Malaka dibunuh pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya di daerah Kediri, Jawa Timur. Hingga kini makamnya tidak pernah bisa ditemukan.


3. Gunadarma (Borobudur)

Borobudur dan Gunadarma adalah dua nama yang tidak bisa terpisahkan. Dalam sejumlah literatur, Candi Borobudur diarsiteki oleh sekelompok kaum atau sekelompok Brahmana yang meletakkan dasar pada sebuah tempat pemujaannya dan kemudian entah beberapa waktu kemudian (kemungkinan bisa puluhan, ratusan atau malah ribuan) dibuatkan sebuah proyek mega raksasa, pemberian sebuah 'kulit' yang katanya dikepalai oleh seorang arsitek bernama Gunadarma.


Sedangkang siapa sebenarnya sekelompok kaum Brahmana yang terdahulu tidak diketemukan catatan resmi tentang mereka, kemudian cerita tentang kepala penanggung jawab mega proyek pembuatan 'kulit' situs tersebut yaitu Gunadarma juga tidak ada sebuah keterangan resmi mengenainya, bisa jadi kata Gunadarma adalah sebuah kata simbol dan bukan merupakan nama seseorang.

Kalau memang benar Gunadarma yang mengarsiteki pembangunan Candi Borobudur, maka perlu kita acungi jempol bagaimana Gunadarma melakukan perencanaan yang tepat dengan kondisi teknologi yang pada saat itu belum begitu canggih. Namun sampai saat ini nama Gunadarma dan Borobudur itu sendiri masih menjadi misteri yang belum bisa diungkapkan dengan tuntas.


4. Ki Panji Kusmin

Suatu ketika majalah Sastra, dengan cetakan tahun VI No. 48, Agustus 1968, memuat sebuah cerpen yang berjudul Langit Makin Mendung yang dikarang oleh Ki Panji Kusmin (diduga ini nama samaran). Cerpen ini bercerita tentang Nabi Muhammad yang memohon izin kepada Tuhan untuk menjenguk umatnya.


Disertai Malaikat Jibril, dengan menumpang Bouraq, Nabi mengunjungi Bumi. Namun Bouroq bertabrakan dengan satelit Sputnik sehingga Nabi serta Malaikat Jibril terlempar dan mendarat di atas Jakarta.

Di situ Nabi menyaksikan betapa umatnya telah menjadi umat yang bobrok. Cerpen ini adalah sindiran terhadap laku keagamaan masyarakat luas yang 'menyimpang' pada waktu yang belum jauh berselang dari terjadinya tragedi 1965.

Namun akibat penerbitan Cerpen yang bikin heboh umat ini, Ki Panji Kusmin dituduh telah melakukan penodaan terhadap agama karena mempersonifikasikan Tuhan, Nabi Muhammad, dan Malaikat Jibril.

Tanpa ampun lagi H.B. Jassin selaku penanggung jawab majalah itu dibawa ke pengadilan dan dipaksa untuk mengungkap siapa sebenarnya Ki Panji Kusmin. H.B. Jassin menolak untuk mengungkap jati diri Ki Panji Kusmin.

Untuk itu ia dituntut Pengadilan Tinggi Medan dan divonis in absentia berupa kurungan selama satu tahun dan masa percobaan dua tahun. Dan sampai saat ini pun identitas dari Ki Panji Kusmin tidak terungkap dan dibawa hingga ke liang lahat oleh H.B. Jassin.


5. Imam Sayuti alias Tebo

Suatu hari, pada 1970 hiduplah sepasang suami - istri Fai dan Nasikah di lereng Gunung Watungan, Desa Wuluhan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Fai bekerja sebagai kuli bangunan, istrinya membantu mencari kayu di hutan Ambulu. Masih pengantin baru, konon mereka belum sempat berhubungan suami - istri, Fai pergi ke kota untuk bekerja di proyek. Fai pun pamit untuk jangka waktu lama.

Ternyata, baru tiga hari pamitan, ‘Fai’ pulang lagi menemui Nasikah. (Dipercaya sebagai gendruwo atau makhluk halus. Postur, cara bicara, suara, dan perilakunya persis Fai, sang suami asl ). Nah, si gendruwo yang menyamar sebagai Fai ini kemudian menyetubuhi Nasikah.

Nasikah, wanita desa itu, tenang-tenang saja karena menganggap 'laki - laki' itu suaminya yang sah. Bulan ketujuh Nasikah hamil, Fai palsu pamit. Datanglah Fai yang asli.

Maka gegerlah sudah keluarga baru ini. Untung saja, ulama terkemuka di Ambulu meminta Fai untuk bersabar karena istrinya tidak selingkuh. Ada pesan atau isyarat spiritual yang terjadi dengan istrinya.

Lalu, lahirlah bayi penuh rambut di tubuh dengan bintik-bintik merah. Orang tuanya memberi nama Imam Sayuti. Tapi laki-laki kekar ini diberi nama gaib, Tebo, sesuai dengan petunjuk 'dari langit'. Tebo kemudian diasuh oleh pasangan suami - istri ini layaknya anak mereka sendiri.

Sosok ini cukup menarik perhatian ketika Tebo dititipkan oleh manajer Wahana Misteri (Penyelenggara pameran yang berkaitan dengan hal-hal gaib) pada tahun 1990 dan menjadi bintang pameran di sana. Akhirnya kontroversi keberadaan sosok ini merebak.

Tentu suatu hal yang ganjil jika ada makhluk alam lain bisa 'bersetubuh' dengan manusia dan melahirkan manusia 'gado - gado'. Hingga saat ini belum ada penelitian yang lebih ilmiah untuk membuktikan keberadaan 'makhluk' ini.


6. Perobek Bendera Belanda di Hotel Oranje

Peristiwa 10 November 1945 tentu tidak lepas dari dipicunya oleh salah satu peristiwa yang paling heroik, yaitu perobekan bendera Belanda di atas Hotel Oranje. Kisah ini dipicu oleh berita bahwa di Hotel Oranje di Tunjungan telah dikibarkan bendera Belanda merah-putih-biru oleh Mr Ploegman.

Tentu saja hal tersebut tidak diterima oleh para arek-arek Suroboyo yang merasa pengibaran bendera tersebut dianggap sebagai penghinaan sebagai bangsa yang merdeka.


Pada akhirnya Mr. Ploegman dibunuh oleh seorang pemuda yang mendekati dirinya tanpa ia ketahui dan menusukkan pisaunya bertubi-tubi. Pada saat itu Mr. Ploegman menghadapi ribuan massa di depan hotel yang menuntut penurunan bendera triwarna tersebut. Teriakan untuk menurunkan bendera kian membahana.

Sejumlah pemuda telah membawa tangga untuk naik ke atap hotel, terdapat 8 sampai 10 pemuda. Dari atap ada yang naik ke tiang bendera dalam gemuruh teriakan, lalu bagian biru bendera itu pun dirobek, dan jadilah kini 'Sang Merah Putih' yang berkibaran di angkasa.

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah siapakah yang menjadi perobek bendera tersebut? Dalam kondisi yang sangat kacau dan penuh massa, tentu tidak mudah bagi para saksi sejarah untuk mengetahui secara pasti siapakah yang melakukannya.


7. Penulis Buku Darmogandhul

Mungkin di antara karya-karya sastra kuno berbahasa Jawa, kitab Darmogandhul adalah salah satu sastra Jawa yang sangat kontroversial. Selain isinya banyak memutarbalikkan ajaran agama tertentu, juga kitab ini sarat dengan sejumlah keganjilan-keganjilan sejarah sebenarnya.


Walaupun menggunakan latar belakang kisah runtuhnya Majapahit dan berdirinya kerajaan Demak Bintara, namun kisah Darmogandhul mencuatkan hal-hal yang tidak masuk akal pada zamannya. Hal ini didapati pada untaian kisah berikut:

… wadya Majapahit ambedili, dene wadya Giri pada pating jengkelang ora kelar nadhahi tibaning mimis, …

Maksudnya: Pasukan Majapahit menembak dengan senapan, sedangkan pasukan Giri berguguran akibat tidak kuat menerima timah panas.

Apakah zaman itu sudah digunakan senjata api dalam berperang? Hal tersebut tidak mungkin sebab senjata api baru dikenal sejak kedatangan bangsa Eropa ke bumi Nusantara.

Darmogandhul ditulis setelah kedatangan bangsa Eropa, bukan pada saat peralihan kekuasaan dari Majapahit ke Demak Bintara.

Lalu siapakah sebenarnya penulis kitab ini? Sampai saat ini belum ada yang bisa menunjukkan secara pasti siapakah pengarang kitab 'ngawur' ini. Namun dari sejumlah analisis tulisan dan latar belakang sejarah dalam kitab itu, Darmogandhul ditulis pada masa penjajahan Belanda.

Penulis Darmogandul bukan orang yang tahu persis sebab-sebab keruntuhan Majapahit yakni Perang Paregreg yang menghancurkan sistem politik dan kekuasaan Majapahit, juga hilangnya pengaruh agama Hindu.

Kitab Darmogandhul diduga hanya produk rekayasa sastra Jawa yang dipergunakan untuk kepentingan penjajah Belanda.

Sumber :
markasberita.com
 

5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub

Pemandangan dataran tinggi di Indonesia selalu memikat dan dapat membuat kita takjub. Pemandangan sunrise dan hawa sejuk pun adalah beberapa hal yang dapat kita temui di dataran tinggi.

Selain memiliki banyak gugusan pulau, Indonesia kaya akan pegunungan dengan pesona alam yang sempurna. Keindahannya makin lengkap dengan potret pemukiman yang berada tidak jauh dari puncak gunung. Seperti beberapa tempat di bawah ini, disebut-sebut sebagai desa tertinggi di Indonesia. Keindahannya akan membuatmu takjub!

1. Desa Sembungan, Wonosobo
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Panorama Desa Sembungan – via piknikasik.com
Sudah menjadi rahasia umum jika objek wisata Wonosobo memiliki panorama sempurna di atas awan. Banyak destinasi menarik yang membuat turis terkagum-kagum, salah satunya adalah Desa Sembungan.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan matahari terbit di Bukit Sikunir, Sembungan – via panwis.com
Berada di ketinggian 2.306 mdpl, Sembungan dijuluki sebagai desa tertinggi di pulau Jawa. Wahana wisata untuk menikmati alam di sana pun beragam, mulai dari Bukit Sikunir, Telaga Cebong, Gunung Pakuwojo hingga Curug Sikarim. Benar-benar tempat keren untuk melepaskan penat.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Keindahan Telaga Cebong – piknikasik.com
2. Desa Argosari
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan Desa Argosari – via nissanphotocontest.com
Bukan hanya Sembungan, di Pulau Jawa ada lagi desa yang terletak di ketinggian lebih dari 2000 mdpl. Ialah Desa Argosari di kawasanTaman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lumajang. Selain udara dingin yang mencapai 5 derajat celcius, Agrosari juga terkenal dengan puncaknya untuk melihat panorama Gunung Bromo. 
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan Desa Argosari, Negeri di atas awan – Agus Efendi Photography
Disebut Puncak B29, belakangan diperebutkan oleh dua kabupaten yaitu Probolinggo dan Lumajang. Nah, liburan ke sini bakalan menyenangkan karena dapat menemui penduduk Tengger yang ramah.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan Desa Argosari, Negeri di atas awan – via kim-sinar-harapan-tekung.blogspot.co.id
3. Ranu Pani
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan Ranu Pani – via agenwisatabromo.com
Masih di daerah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, ada satu lagi desa yang memiliki ketinggian 2.100 mdpl. Ialah Desa Ranu Pani, Kabupaten Lumajang yang mayoritas dihuni oleh suku Tengger.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan desa – via khrisnawahyu.wixsite.com
Selain udara dingin yang menyegarkan, di desa terakhir sebelum Semeru ini juga memiliki wahana wisata yang wajib dikunjungi yaitu Danau Ranu Pani dan Ranu Regulo yang sudah terkenal dikalangan traveler.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan Ranu Regulo – via manusialembah.blogspot.co.id
4. Desa Wae Rebo
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan Desa Wae Rebo yang indah – via ubermoon.me
Bagi traveler yang hobi ke wilayah Indonesia bagian timur pasti tahu dimana lokasi desa Wae Rebo. Meski tak setinggi desa di Jawa, kampung di atas awan ini benar-benar indah dan membuat banyak orang terkagum-kagum. Bagaimana tidak, permukiman yang hanya diisi 7 rumah adat ini dikelilingi oleh hutan belantara yang asri.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan Desa Wae Rebo – via tabloidwisata.com
Untuk dapat berkunjung ke wana wisata di barat daya Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai Barat ini harus menempuh perjalanan melelahkan. Bukan kendaraan, tetapi jalan kaki sekitar 2 sampai 3 jam.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan di Desa Wae Rebo – via areamagz.com
5. Desa Sembalun
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan Desa Sembalun dari atas – via 7og4nk.blogspot.co.id
Sembalun menjadi gerbang pertama yang digunakan pendaki untuk menyambangi Gunung Rinjani. Seperti desa terakhir di pegunungan lainnya, Sembalun pun dikenal dengan udara yang segar. Seluruh pemandangan di desa ini serba hijau dan bikin mata adem.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Pemandangan di Desa Sambalun – via extrip.ru
Terletak di ketinggian sekitar 1000 hingga 1200 mdpl, Desa Sembalun makin menarik jika dilihat dari beberapa bukit yang mengelilinginya. Salah satunya adalah Bukit Pergasingan yang menjadi tempat paling indah untuk melihat pemukiman serta ladang desa.
5 Desa Tertinggi di Indonesia Ini Akan Membuatmu Takjub
Perkebunan cabai di Desa Sembalun – via travel.kompas.com

Meski jauh dari pusat kota, hampir semua desa di atas hidup makmur dan sejahtera. Selain mengandalkan pertanian, mereka juga memanfaatkan lahan untuk traveler yang berniat bermalam di sana. Nah, desa mana nih yang ingin kamu kunjungi?

Sumber : https://www.adventuretravel.co.id/blog/5-desa-tertinggi-di-indonesia